Tuesday, January 19, 2010

Sprei and Bedcover Cantik

Tentang Sprei
Bed sheet atau sprei adalah kain lembaran untuk menutupi kasur. Biasanya Bedsheet diletakan untuk menutupi kasur yang disebut sprei pertama,  setelah itu ada satu lembaran lagi untuk menutupi sprei itu sendiri yang berfungsi agar sprei tetap rapi dan terhindar dari debu jika tempat tidur tidak digunakan untuk beberapa lama.
Selanjutnya mengikuti perkembangan kebutuhan saat ini banyak terdapat asesoris tempat tidur yang digunakan untuk berbagai pertimbangan kenyamanan , keindahan , dan segi praktis dalam pemakaian serta perawatan

Asesoris itu terdiri dari apa yang disebut Selimut(Blankets), comforters(Quilt cover ),dan bed covers yang diletakan diatas sprei .Sprei Belladona,Sprei Ceria,Sprei My Love,Sprei Pelangi,Sprei Premium.
Bed sheets atau sprei dibuat dalam 2 macam yaitu berupa lembaran (flat) atau yang pas di kasur (fitted).
Sprei lembaran sangatlah simple bentuknya persegi empat sesuai dengan ukuran kasur ditambah beberapa cm untuk bisa disisipkan ke kasur, biasanya sprei jenis ini dipergunakan untuk rumah sakit atau hotel, sedangkan sprei fitted dilengkapi dengan karet elastik di ke empat sudut dibagian bawah kasur, sprei jenis ini sangat lah praktis dalam pemasangan dan pemakaian nya karena sprei akan terjaga kerapihan nya sepanjang hari.
Sprei sprei yang sangat biasa dipergunakan biasanya berwarna putih, sampai saat ini baik Hotel maupun Rumah sakit masih menggunakan warna putih,tetapi untuk pemakaian rumah tangga atau apartement biasanya menggunakan warna warni, print bunga atau design design tertentu.
Kwalitas dari kain sprei ditentukan oleh konstruksi benang atau kerapatan benang per meter persegi. (tread count).Pada umumnya tread count yang lebih tinggi biasanya tebih tebal atau lebih rapat, sedangkan tread count lebih rendah akan terasa lebih halus .
Bahan sprei biasanya terbuat dari katun linen atau polyster atau campuran dari bahan tersebut, Ada juga bahan lain seperti silk, rayon atau bahan dari serat tumbuhan

Thursday, January 14, 2010

Gempa Membuat Pasien RSUD Manokwari Panik

Sumber:Liputan6.com, Manokwari:


 Gempa 6,2 skala Richter yang mengguncang Manokwari, Papua Barat, Kamis (14/1) dini hari tadi, membuat panik sejumlah pasien Rumah Sakit Umum Daerah Manokwari. Mereka langsung dievakuasi ke halaman rumah sakit. Yono, salah seorang keluarga pasien, mengaku kaget apalagi ketika terjadi gempa jarak antara ruangan yang ditempatinya sangat jauh dari pintu keluar.

Gempa juga membuat sejumlah tamu di sebuah hotel kaget dan langsung berhamburan keluar ruangan. Sudarso, salah seorang tamu hotel yang tengah mengikuti pelatihan di Manokwari, mengaku sangat panik karena pada saat terjadi gempa dia sedang berada di lantai tiga. Sudarso tidak berani kembali ke kamar hotel karena takut terjadi gempa susulan yang lebih besar.

Seperti telah diberitakan sebelumnya, gempa tektonik berkekuatan 6,2 SR terjadi di barat laut Manokwari, Papua Barat. Pusat gempa berada di 0,83 derajat Lintang Selatan-133,36 derajat Bujur Timur, dan pusatnya 78 kilometer dari barat laut Manokwari, Papua Barat. Hingga kini belum ada laporan kerusakan maupun korban yang ditimbulkan akibat gempa tersebut

JK Janji Buka-bukaan

Sumber : Sumut Pos  11:37 | Thursday, 14 January 2010
Menkeu Pojokkan BI

JAKARTA-Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengaku siap menghadapi Panitia Angket Bank Century. Ia mengaku tak melakukan persiapan khusus. “Ndak ada (persiapan khusus), kan buktinya di BPK,” katanya seusai menghadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Rabu (13/1).

Panitia Angket memanggil JK untuk dimintai keterangan terkait kebijakan pemerintah menggelontorkan dana talangan Rp6,7 triliun ke Bank Century, hari ini (14/1). Penggelontoran dana ini bermasalah karena diduga menubruk sejumlah ketentuan.

Jusuf Kalla mengaku mengikuti perkembangan kasus Bank Century di Panitia Angket melalui media massa. Ia siap memaparkan apa yang ia ketahui kepada Panitia Angket. ”Nanti saya ceritakan banyak,” katanya.

Ketika ditemui Presiden Yudhoyono, Jusuf Kalla mengaku banyak membahas persoalan bank dengan presiden. Namun ketika ditanya apakah yang dimaksud bank itu adalah Bank Century, Jusuf Kalla sambil tersenyum menjawab, “Bank darah.”

Kehadiran Jusuf Kalla ke Istana Negara memang untuk melaporkan kepengurusan Palang Merah Indonesia (PMI), organisasi yang ia pimpin sekarang, kepada Presiden SBY.

Sementara itu, rangkaian pemeriksaan Pansus Hak Angket Bank Century terus menggiring bola panas ke arah Bank Indonesia (BI). Bahkan, dalam rapat pansus kemarin, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang hadir sebagai saksi, membuat pernyataan yang ikut memojokkan posisi BI.

Pernyataan itu terkait dengan hasil audit investigatif Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yang menyebut secara jelas bahwa BI memberi informasi yang tidak lengkap kepada Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Akibatnya, kebutuhan bailout pun membengkak dari Rp632 miliar menjadi Rp6,7 triliun. “Data BI tidak lengkap,” ujarnya dalam rapat pansus kemarin (13/1).

Pernyataan Sri Mulyani tersebut merupakan respons atas pertanyaan Maruarar Sirait. Anggota pansus dari F-PDIP itu pun mengejar dengan pertanyaan apakah Sri Mulyani puas dengan data yang diberikan BI. Pertanyaan ini kembali dijawab dengan pernyataan yang cukup memojokkan BI. “Informasi BI soal Bank Century tidak memuaskan. Kurang detil,” jawabnya.

“Dalam rapat KSSK pada 20-21 November 2008, BI memberikan data rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) Bank Century pada posisi 31 Oktober 2008 adalah minus 3,53 persen. Dengan CAR tersebut, maka kebutuhan bailout untuk menyehatkan Bank Century adalah Rp632 miliar.

“Data itulah yang malam itu digunakan sebagai salah satu acuan untuk menyelamatkan Bank Century. Namun, pada rapat KSSK tanggal 23 November 2008, BI memberikan revisi data bahwa CAR Bank Century posisi 20 November 2008 adalah minus 35,9 persen. Akibatnya, kebutuhan dana pun bertambah Rp2,77 triliun. Data itu terus berubah hingga akhirnya membutuhkan dana total Rp6,7 triliun.

Karena data yang tidak update itulah, BPK menyimpulkan bahwa BI tidak memberikan informasi yang sesungguhnya, lengkap dan mutakhir saat rapat KSSK. Karena itu, Sri Mulyani pun menolak saat didesak apakah dia ikut bertanggung jawab secara renteng dalam bailout Rp6,7 triliun tersebut. “Tidak. Saya bertanggung jawab sesuai undang-undang untuk menetapkan upaya pencegahan krisis, itu berdasar data Rp632 miliar,” katanya.

Meski demikian, Sri Mulyani tidak menilai data BI yang tidak lengkap tersebut sebagai sebuah kesengajaan. Menurut dia, perubahan data CAR yang diakibatkan oleh penilaian atas surat-surat berharga (SSB) yang kemudian dimacetkan, merupakan data paling mutakhir yang dimiliki BI saat itu. “Jadi, data yang diberikan pada 20 November 2008 (saat rapat KSSK) adalah data yang benar saat itu. Dan data yang diberikan BI pada 24 November 2008 (rapat lanjutan KSSK) adalah data yang benar saat itu,” paparnya.

Namun, saat anggota pansus membacakan petikan transkrip rekaman rapat KSSK pada 24 November, kembali tampak jelas jika posisi Menkeu saat itu menuding BI tidak profesional dalam melakukan assesment atau penilaian terhadap aset-aset Bank Century, yang akhirnya membuat bailout membengkak.

Anggota pansus dari F-PKS Andi Rahmat menyebut, dalam transkrip rapat KSSK pada 24 November 2008, Menkeu sering mengatakan ucapan yang menunjukkan kekesalannya terhadap profesionalisme BI. Dalam transkrip rapat tersebut, Anggito Abimanyu (Kepala Badan Kebijakan Fiskal Depkeu) menanyakan kenapa pada rapat KSSK 20 – 21 November 2008, BI tidak langsung memacetkan SSB Bank Century sehingga CAR yang disampaikan baru minus 3,5 persen.

Namun, pada rapat 24 November (hari Senin), BI memacetkan SSB tersebut sehingga CAR menjadi minus 35,9 persen. Atas pertanyaan tersebut, salah seorang pejabat BI menjawab, karena posisi SSB saat itu belum jatuh tempo. Atas jawaban tersebut, Sri Mulyani menimpali dengan pernyataan yang menyiratkan kekesalan.
“Iya, Jumat (21 November 2008) sampai Senin kan belum jatuh tempo juga. Artinya, yang ditanyai Pak Anggito, waktu Jumat pagi BI tidak menganggap itu macet sekaligus? Kan dalam dua hari diputuskan itu macet begitu. Padahal sama-sama belum jatuh tempo, jatuh temponya kan sama-sama 2009. Tapi hari Jumat itu masih kena Jumat Kliwon, Senin sekarang jadi macet begitu. Keputusan hari Jumat kan (kebutuhan penyelamatan Bank Century) 632 (miliar), jadi Pak Rudjito (Komisaris Utama LPS) masih confidence untuk mengambil alih (Bank Century). Begitu hari Minggu (kebutuhan bailout) jadi 2,6 (triliun), mati berdiri deh.”

Atas petikan transkrip yang dibaca Andi Rahmat tersebut, Sri Mulyani tampak tersenyum, terutama saat penekanan pada ’Jumat Kliwon’. Karena itu, saat dikejar dengan pertanyaan apakah Menkeu merasa jengkel dengan BI karena dinilai tidak profesional dalam membuat assesment, Sri Mulyani memberi jawaban enteng. “Ekspresi saya kira-kirta tidak berbeda dengan Anda saat menghadapi BI (di Pansus),” katanya. “Jadi, kesal juga ya Bu?” tanya Andi. Sri Mulyani tidak menjawab, hanya mengangguk.

Dalam rapat pansus kemarin, para anggota pansus seperti tak lelah untuk terus ?mengejar pertanggungjawaban Menkeu atas bailout senilai Rp 6,7 triliun. Karena terus menerus didesak, maka Sri Mulyani pun akhirnya memberikan pernyataan yang kembali menempatkan BI sebagai pihak yang harus bertanggungjawab atas berbagai pelanggaran yang ada di Bank Century. “Kalau apa yang terjadi di BI dan Bank Century, itu tanggung jawab ada di BI. Kalau soal PMS (penyertaan modal sementara atau bailout), tanggung jawab ada di LPS. Sedangkan saya bertanggung jawab pada pencegahan krisis,” tegasnya.

Atas jawaban tersebut, beberapa anggota pansus mengatakan, sepertinya Menkeu membatasi tanggung jawab dan mengarahkan tanggung jawab kepada pihak-pihak lain. “Saya tidak ngeles (menghindar, Red),” ujar Sri Mulyani saat terus didesak. Menurut dia, karena tanggung jawab Menteri Keuangan sebagai Ketua KSSK ?adalah menjaga perekonomian agar tidak jatuh ke dalam krisis, maka tugas tersebut berhasil dijalankannya dengan baik, termasuk keputusan bailout yang diambil saat itu.

“Buktinya, ancaman krisis yang mengerikan sebagaimana diproyeksi para ekonom tidak terjadi. IHSG (indeks harga saham gabungan) naik tajam, rupiah menguat, Cadangan devisa kita kini tertinggi dalam sejarah, dan perekonomian kita tumbuh menjadi salah satu yang terbaik di dunia. Artinya, keputusan itu dikalkulasi secara hati-hati dan dieksekusi secara benar,” paparnya. Jawaban itu berbuah applaus panjang dari rombongan pejabat dan pegawai Departemen Keuangan yang kemarin tampak memenuhi balkon atas ruang rapat pansus.

Suporter di Dalam, Demonstran di Luar
 
Kehadiran Sri Mulyani di pansus hak angket Bank Century mendapat beragam reaksi. Mulai dari demonstrasi di luar gedung DPR, hingga dukungan dari suporter yang ada di dalam ruang rapat pansus.
Sejak datang ke gedung DPR sekitar pukul 10.30 WIB, Sri Mulyani yang mengenakan terusan hitam dibalut blazer motif bunga-bunga merah, terus menebar senyum. Suporter pun langsung menyambut. Sebuah buket bunga putih diberikan oleh kalangan profesional, di antaranya mantan komisaris BEI Lily Widjaya. Saat hendak berangkat ke DPR dari kantor Depkeu, pegawai Depkeu juga melepas Sri Mulyani dengan acara doa bersama.

Dukungan pejabat Depkeu pun tak tanggung-tanggung. Hampir semua pejabat eselon I hadir, plus belasan pegawai Depkeu, yang memenuhi balkon atas ruang pansus. Banyaknya pejabat Depkeu yang hadir itu mendapat kritikan dari Wakil Ketua Pansus Gayus Lumbuun. “Ini saya lihat hampir semua pejabat Depkeu datang di sini. Lalu, bagaimana kondisi Depkeu saat ini. Komisi XI harus meminta klarifikasi soal ini,” ujarnya.

Dalam rapat kemarin, tampak hadir Anggito Abimanyu (Kepala Badan Kebijakan Fiskal), Hekianus Manao (Itjen Depkeu), Rahmat Waluyanto (Dirjen Pengelolaan Utang), Hadiyanto (Dirjen Kekayaan Negara), Mardiasmo (Dirjen Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah), Thomas Sugijata (Dirjen Bea Cukai), Mulia P. Nasution (Sekjen Depkeu), Fuad Rahmany (Kepala Bapepam-LK), Anwar Suprijadi (mantan Dirjen Bea Cukai), termasuk Tony Sumartono, suami Sri Mulyani.

Applaus berupa tepuk tangan tampak beberapa dilontarkan para suporter saat Sri Mulyani berhasil menjawab pertanyaan tajam dari anggota pansus. Selain itu, beberapa pegawai Depkeu juga membagi-bagikan buku putih Depkeu berjudul “Upaya Pemerintah Dalam Pencegahan dan Penanganan Krisis?.

Namun, beberapa pejabat tampak meninggalkan ruang rapat saat selesai sesi pertama sekitar pukul 14.00 WIB, di antaranya Anggito Abimanyu dan Tony Sumartono. Di sore hari, tampak hadir pula Dirjen Pajak Mochammad Tjiptardjo.
Saat ditanya tentang maksud kehadiran ke rapat pansus dan apa meninggalkan pekerjaan padahal pada jam kerja, Dirjen Kekayaan Negara Hadiyanto menjawab dengan setengah bercanda. “Kita datang ke sini ini juga kerja lho,” ujarnya.

Pemandangan kontras justru terlihat di luar ruang rapat. Sejumlah mahasiswa yang menggelar demonstrasi setelah sukses ’menyusup’ mendapat perlakuan represif dari Pamdal (Pengamanan Dalam) DPR. Aksi itu dilakukan sekitar sepuluh aktivis Gerakan Mahasiswa Pemuda dan Revolusi Indonesia (Gemapari).


Momentum yang diambil sangat tepat, yakni ketika rapat diskores sekitar pukul 13.00 dan Sri Mulyani hendak keluar dari ruang rapat. Para mahasiswa langsung berteriak  “Tangkap maling century, biarkan rakyat yang mengadili”.
Pamdal yang panik langsung menangkap paksa dua aktivis Gemaparo, yakni Gani Saputra (Universitas Bung Karno) dan Yonky Saputra (STMIK Jayakarta). Keduanya langsung dibawa ke ruang Pamdal. Setelah didata, keduanya langsung dibebaskan.

Peristiwa serupa kembali berulang pada pukul 15.45. Sebelas mahasiswa dari Front Aksi Universitas Indinesia menggelar demonstrasi di depan ruang rapat pansus. “Tangkap Budiono, tangkap Sri Mulyani, gulingkan rezim SBY-Boediono,” teriak para demonstran.
Kembali para aktivis itu diperlakukan secara kasar oleh Pamdal. Mereka didorong dan digiring untuk keluar dari area DPR melalui gerbang depan. (owi/pri/bay/iro/jpnn)

Siap-siap, Gerhana Matahari Sambangi Jakarta Jumat Pk 14.33

Sumber: detikcom - 1 jam 59 menit lalu
Siap-siap, Gerhana Matahari Sambangi Jakarta Jumat Pk 14.33
Fenomena alam gerhana matahari akan kembali mampir di Indonesia, Jumat (15/1/2010) besok. Gerhana ini bisa dinikmati warga Jakarta pukul 14.33-16.00 WIB. Siapkan peralatan jika ingin melihatnya!

Menurut Profesor Riset Astronomi Lapan Bandung Thomas Jamaludin, gerhana matahari cincin hanya melewati Afrika Tengah, India Selatan, Myanmar dan China. Daerah lain termasuk Indonesia hanya mendapat gerhana matahari sebagian.

 "Di Indonesia akan terlihat di Sumatera 10-60 persen, Jawa Barat dan Tengah 0-12 persen, Kalimantan 0-20 persen, Sulawesi 0-5 persen. Yang lain tidak kebagian," kata Thomas kepada detikcom, Kamis (14/1/2010).

Lama gerhana diperkirakan sekitar 2 jam, mulai pukul 14.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Nah, untuk mereka yang tinggal di Jakarta, gerhana akan terjadi pukul 14.33-16.00 WIB dengan kegelapan hanya 11 persen. Di Bandung, gerhana terjadi pukul 14.39-15.55 WIB dengan kegelapan 8 persen.
"Kalau tidak tertutup mendung atau hujan, nanti bisa terlihat," jelas Thomas.

Menurut dia, gerhana ini bisa lebih leluasa dinikmati di Sumatera karena lebih dekat ke jalur gerhana cincin. Lhokseumawe akan mendapat gerhana 53,7 persen pada pukul 13.45-16.44 WIB, Medan akan mendapatkan gerhana 47,1 persen pada pukul 13.50-16.40 WIB, sedangkan Padang mendapatkan gerhana dengan kegelapan 34,1 persen pada pukul 13.57-16.27 WIB.

Jika anda ingin melihat gerhana, jangan lupa memakai kaca mata hitam untuk keamanan mata. Gerhana matahari juga bisa dilihat dengan plastik film, atau klise foto bekas.
"Bisa juga melubangi kertas dengan jarum. Sorot matahari yang lewat lubang jarum bisa direfleksikan ke tanah, kertas atau media lain. Nanti gerhananya kelihatan di situ," pungkas Thomas.

Wednesday, January 13, 2010

Ricuh, Sri Mulyani Diteriaki "Maling Century" Mereka berteriak, "Tangkap Maling Century, Maling Century."

Rabu, 13 Januari 2010, 13:07 WIB

Ismoko Widjaya, Agus Dwi Darmawan, Nur Farida Ahniar, Suryanta Bakti Susila, Anggi Kusumadewi

Menkeu Sri Mulyani (Andika Wahyu)
VIVAnews - Insiden teriakan kata-kata 'Maling' kembali terjadi di rapat pemeriksaan Panitia Khusus (Pansus) Angket Century. Kericuhan kali ini terjadi saat waktu rehat dan ketika saksi yang juga Menteri keuangan Sri Mulyani keluar dari ruang Pansus.

Awalnya, pimpinan sidang Pansus Century Yahya Sacawirya menskors sidang untuk melakukan rehat hingga sekitar pukul 14.00 WIB, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu 13 Januari 2010.

Setelah sesi istirahat, Sri Mulyani tampak berbincang di dalam ruangan bersama beberapa anggota Pansus dari Fraksi Demokrat. Setelah berbincang-bincang, Sri Mulyani berjalan keluar media.

Di luar ruangan ternyata sudah menumpuk wartawan yang siap mewawancarai Sri Mulyani. Tetapi tidak ada satupun jawaban yang keluar dari mulut Sri Mulyani. Terkadang jari-jari Sri Mulyani pun diletakkan di depan mulut seperti pertanda diam tak menjawab.

Tiba-tiba ada sekitar enam orang dari balik kerumunan wartawan membuat kericuhan. Mereka berteriak, "Tangkap Maling Century, Maling Century." Teriakan itu keluar saat mereka berpapasan dengan Sri Mulyani.

Sontak saja petugas Pengaman Dalam DPR atau Pamdal langsung meringkus mereka. Pamdal DPR langsung membawa sekitar enam orang itu ke Pos Pamdal DPR. Insiden ini menarik perhatian anggota Pansus Century. "Tolong itu diamankan," kata seorang anggota Pansus.

Kejadian teriakan ini juga berlangsung saat pemeriksa mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) Boediono, Selasa 12 Januari 2010, kemarin. Boediono diteriaki 'Maling' oleh Ahmad Laode Kamaluddin aktivis Komite Aksi Pemuda Anti-Korupsi atau Kapak.

Banyak Pelamar Kerja Ditolak Gara-gara Facebook

detikcom - Rabu, 13 Januari
Banyak Pelamar Kerja Ditolak Gara-gara Facebook
Mem-posting sesuatu di Facebook memang tak boleh sembarangan, khususnya bagi para pencari kerja. Sebuah survei mengungkapkan, hampir separuh perusahaan telah menolak calon pekerja yang sebenarnya potensial cuma gara-gara Facebook sang pelamar.

Satu dari 10 pelamar kerja ternyata ditolak karena ketahuan telah mem-posting sesuatu tentang minum-minuman keras dan obat-obatan terlarang. Kemudian, 13% karena membuat komentar rasis, dan 9% lainnya ditinjau ulang karena kedapatan menempatkan foto cabul di halaman situs jejaring sosial tersebut.

Perusahaan-perusahaan itu mulai mengecek jeroan Facebook sang pelamar untuk membandingkannya dengan resume curriculum vitae (CV) yang dikirimkan. Bahkan, seperti dikutip detikINET dari Telegraph, Rabu (13/1/2010), empat dari perusahaan telah membuang lamaran yang masuk setelah melihat Facebook sang pelamar.

Gambaran tentang dampak Facebook ini didapat dari hasil survei Career Builder terhadap 450 karyawan perusahaan. Farhan Yasin, presiden Career Builder mengatakan, situs seperti Facebook bisa menjadi bom waktu.

"Banyak yang memakai situs jejaring untuk menguak hal "kotor" di dunia maya. Maka, bersihkan konten "kotor"-mu sebelum mencari pekerjaan. Hapus semua konten foto dan link yang bisa menjadi batu sandungan dalam mencari pekerjaan," imbau Yasin soal hasil survei tersebut.

Salah satu perusahaan bernama Big Brother mengakui kesalahan terbesar yang dibuat oleh pencari kerja ialah tak bisa menjaga perilakunya di Facebook. Meski telah memoles sebaik-baiknya CV mereka, namun percuma saja kalau masih memiliki catatan online yang kurang baik dan bisa dilihat semua orang.

China Akan Bangun Bandara Tertnggi di Dunia

Sumber :Detikcom

Pemerintah China berencana untuk membangun bandara tertinggi di dunia. Bandara ini akan dibangun di wilayah Himalaya, Tibet, yang terletak di ketinggian hampir 4.500 meter.

Seperti diberitakan kantor berita Xinhua dan dilansir AFP, Selasa (12/1/2009), pembangunan bandara di wilayah yang disebut 'atap dunia' ini akan dilakukan mulai tahun depan. Proyek ini menelan biaya sebesar 1,8 triliun yuan atau setara dengan Rp 2,4 triliun.

Bandara ini akan dibangun di provinsi Nagqu, yang berjarak sekitar 230 kilometer di sebelah utara ibukota Lhasa, terletak di ketinggian 4.436 meter. Lebih tinggi 102 meter dari bandara Bamda, Tibet yang sejak tahun 1994 dinobatkan sebagai yang tertinggi di dunia.

Nagqu, yang merupakan provinsi terbesar di Tibet terletak di tengah-tengah dataran tinggi Tibet-Qinghai dan menjadi tempat tinggal bagi sekitar 400 ribu masyarakat etnis Tibet. "Dengan adanya bandara ini, diharapkan Nagqu bisa menjadi pusat perekonomian di wilayah dataran tinggi," ujar pejabat provinsi setempat, Tan Yongshou, seperti dikutip Xinhua.

Ahli ekonomi perencana proyek bandara ini mengatakan, pembangunan bandara akan memakan waktu selama 3 tahun. "Jaringan penerbangan sipil di Tibet telah terbentuk. Sasaran pengembangan berikutnya adalah membuka rute langsung dari Tibet ke negara-negara di kawasan Asia Selatan," ujar ahli tersebut.

Tuesday, January 12, 2010

Ayin Segera Dipindah dari Rutan Pondok Bambu

Sumber :detikcom - Selasa, 12 Januari
Ayin Segera Dipindah dari Rutan Pondok Bambu
Terpidana korupsi 5 tahun Artalyta Suryani (Ayin) akan dipindah pasca ditemukannya fasilitas mewah di kamarnya saat Satgas Pemberantasan Mafia Hukum sidak di Rutan Pondok Bambu.

"Ayin akan dipindah pada Januari, tapi saya belum bisa memastikan akan dipindah ke mana," ujar Menkum HAM Patrialis Akbar dalam jumpa pers di Depkum HAM, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (12/1/2010).

Fasilitas mewah yang dinikmati Ayin terbongkar saat Satgas Pemberantasan Mafia Hukum melakukan sidak ke Rutan Pondok Bambu, Minggu (10/1/2010). Saat Satgas sidak,

Ayin terpergok sedang melakukan perawatan wajah. Kamar Ayin juga penuh fasilitas mewah, seperti TV, AC, lemari es, ranjang dan alat fitness.

Monday, January 11, 2010

Kamar Ayin Sekelas Bintang 5

11:45 | Tuesday, 12 January 2010
Sumber  Sumut Pos
 
PENJARA MEWAH: Artalyta Suryani duduk di sofa di sel di Rutan Pondok Bambu kemarin (10/1). Wanita 45 tahun itu menempati sel dengan fasilitas mewah layaknya kamar hotel berbintang 5. // REUTERS/Media Indonesia-Ramdani
Fasilitas Plus Karaoke dan Fitnes
Kamar Ayin Sekelas Bintang 5, PENJARA MEWAH: Artalyta Suryani duduk di sofa di sel di Rutan Pondok Bambu kemarin (10/1). Wanita 45 tahun itu menempati sel dengan fasilitas mewah layaknya kamar hotel berbintang 5. // REUTERS/Media Indonesia-Ramdani
JAKARTA-Raut wajah Artalyta Suryani tidak bisa menyembunyikan kekagetannya. Minggu (10/1) malam, pukul 19.30. Tiba-tiba ruangan yang tinggali terpidana kasus suap jaksa Urip Tri Gunawan itu sehari-hari di Rumah Tahanan Pondok Bambu kedatangan tamu istimewa.

Kali ini bukan rekan bisnis terpidana lima tahun penjara itu yang mampir ke kamar lega di lantai tiga bangunan kantor rumah tahanan itu. Tapi tiga orang dari Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum:n

Mas Achmad Santosa, Denny Indrayana, dan Yunus Husein. Ketiganya tak bermaksud berbisnis, tetapi melakukan pemeriksaan mendadak.
Pada jam itu, seharusnya semua tahanan di Pondok Bambu telah dikunci dalam selnya masing-masing. Tapi Ayin, sapaan akrab Artalyta, malam ini malah sedang sibuk dengan dokternya.
“Saya sakit,” ujarnya saat ditanya personel Satuan Tugas. Tetapi agaknya sakit perempuan berwajah mulus tersebut tidak separah itu hingga harus ditangani dokter di Rumah Tahanan malam ini juga.

Kartu nama si dokter yang diperoleh Satuan Tugas membuktikan sakit Ayin tak istimewa. Di kartu tertulis nama dokter Hadi Sugianto, ahli laser kosmetik dari Klinik Spesialis Tribrata.
Lantas lihatlah kamar Ayin. Meski dipenjara, ia bagai hidup di sangkar emas. Luas kamarnya tak kurang dari 80 meter persegi, disekat menjadi dua bagian, dan berpendingin udara. Seperangkat sofa kulit hitam, meja yang menampung sederetan toples kue, dan televisi diletakkan di area ruang tamu.
Di bagian belakangnya, ada boks bayi, kasur kecil, dua kereta dorong bayi, serta boks dipenuhi bola plastik untuk bermain bayi Ayin, yang datang tiap hari ke sana. Alat dapur lengkap, mulai dari blender hingga kulkas, juga tersedia.

Ayin mengaku ruangan itu digunakannya untuk menerima rekan bisnisnya. Kamar itu juga dipakai untuk membimbing penghuni Rumah Tahanan mengerjakan kerajinan tangan. Memang terlihat belasan bungkus plastik berisi tas dan hiasan yang terbuat dari mote (manik-manik).
Sel asli Ayin terletak di pojok luar Blok Anggrek. Meski kecil, sekitar 15 meter persegi saja luasnya, kamar ini pun istimewa. Tempat tidur pegas (springbed) ukuran ratu (queen) dan TV plasma 21 inch. Udara terasa sejuk berkat pendingin udara yang tersembunyi di lemari.

Tak hanya itu, di dalam ruang itu juga terdapat kamar mandi berukuran 1×1,5 meter yang dilengkapi kloset duduk. Selain itu, Ayin tampaknya tak ingin kehidupan di rutan merenggut semua kebiasaannya termasuk berolahraga. Bayangkan saja, sebuah alat fitness pun disediakan dalam ruang tahanan itu.
Ayin menyebutkan tinggal berdua dengan seorang narapidana lain. Namun rekan sekamarnya tak ada di sel saat rombongan Satuan Tugas datang. “Tolong panggilkan (rekan sekamarnya), saya tadi bilangnya di kamar ini berdua,” kata Ayin dengan nada gelisah kepada penjaga Rumah Tahanan. Tak lama Asmiyati, narapidana yang ternyata bertugas sebagai pembantu Ayin, baru muncul.
Bukan cuma Ayin yang mendapatkan fasilitas mewah di Rumah Tahanan. Ada pula Liem Marita alias Aling, terpidana kasus narkotika yang divonis seumur hidup di Mahkamah Agung. Aling kebagian kamar lebih luas ketimbang Ayin.

Terletak di lantai dua bangunan kantor, ruangan sekitar 100 meter persegi yang ditempati Aling diakunya sebagai ruang Dharma Wanita. Fasilitasnya lebih cihuy daripada kamar Ayin, dilengkapi dua set pengeras suara canggih. Ada ruang karaoke dengan kertas pelapis dinding bunga-bunga hitam putih di sana. Dua mikrofon tergeletak di meja saat Satuan Tugas berkunjung.

Darmawati Dareho, bekas Kepala Bagian Tata Usaha Distrik Tanjung Priok Departemen Perhubungan yang divonis tiga tahun penjara dalam kasus dugaan suap kepada anggota DPR Abdul Hadi Djamal juga kebagian perlakuan khusus. Sehari-hari ia dan dua penghuni lain menempati kamar berukuran sekitar 15 meter persegi di luar blok Anggrek. Juga berpendingin udara, dilengkapi televisi, pemutar DVD, dan tiga kasur lipat.
“Cuma untuk menerima tamu. Kalau sudah sore, kami kembali ke (sel tahanan) dalam blok,” kata Darmawati saat dipanggil untuk ditanyai. Tapi udara di dalam ruangan itu masih terasa dingin.
“Pak (Denny) Indrayana, dapat salam dari Pak Jhonny Allen,” ucap Darmawati sambil berjalan kembali ke selnya. Jhonny Allen adalah mantan Wakil Ketua Panitia Anggaran DPR yang terlibat pula dalam kasus suap yang melilit Darmawati.

Ayin, Aling, maupun Darmawati tak mau mengungkapkan berapa banyak yang dirogoh dari koceknya untuk mendapatkan keistimewaan tersebut.
Menurut Denny, perlakuan khusus yang diperoleh segelintir tahanan tersebut jelas melanggar aturan. Satuan Tugas meminta Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar menilai ulang (meng-assess) sistem lembaga permasyarakatan secara keseluruhan. “Kami sudah koordinasi, beliau bilang akan melakukannya secepatnya,” kata dia.

Mas Achmad Santosa menyatakan Satuan Tugas bakal merekomendasikan kepada Kementerian Hukum untuk memperbaiki sistem secara menyeluruh. Ia menambahkan, kunjungan mendadak ini diharapkan menimbulkan efek jera, bisa membuat lembaga permasyarakatan lain berbenah dan menghentikan praktek perlakuan khusus. Namun, tak tertutup kemungkinan Satuan Tugas melakukan inspeksi mendadak lagi.

Di ujung inspeksi, Satuan Tugas mendapatkan satu kejutan lain: ternyata Ayin memarkirkan satu mobilnya di dekat gerbang Rumah Tahanan, tiap hari. Seorang sopir kabarnya setia menunggui mobil Toyota Avanza warna perak berplat B 1198 PFL yang siap dipergunakan untuk kepentingan Ayin setiap saat.

Meski terpergok langsung Satgas Pemberantasan Mafia Hukum, Kepala Rutan Pondok Bambu Sarju Wibowo, tetap membantah adanya fasilitas mewah bagi napi di rutan yang dipimpinnya.
“Perlakuan khusus tidak ada, ada bon-bonnya. Anda bisa lihat, 1.100 tahanan tidak ada berbeda,” ujar Sarju kepada wartawan di Rutan Pondok Bambu, kemairn.
Ayin memang selalu berdandan segar dan eye catching di Rutan Pondok Bambu. Saat mengikuti sidak Dirjen Pemasyarakatan Depkum HAM Untung Sugiyono di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur, Senin (11/1), sehari setelah sidak Satgas, Ayin selalu menutupi wajahnya dari sorotan kamera media massa.

Mengenakan kemeja warna biru dan celana jeans, Ayin tampil dengan rambut bercat cokelat gelap tergerai di bawah bahu. Saat itu Untung Sugiyono mengumpulkan para napi yang sel dan ruangannya pada Minggu malam diinspeksi mendadak oleh Satgas Antimafia Hukum.
Ayin datang tergopoh-gopoh menuju bangku panjang yang disiapkan di lapangan Rutan Pondok Bambu, sambil memegang gelas kaca bertelinga berisi susu. Ayin menutupi mukanya.
“Bu Ayin, Bu Ayin!” sapa para wartawan sambil menyorotkan kamera padanya(11/1). “Nggak mau, nggak mau, apa sih, apa sih,” elak Ayin.

Saat ditanya pun Ayin selalu menutup muka dengan kedua tangannya. Namun sesekali mukanya terlihat saat dia mengusap wajahnya, termasuk ketika terpidana 5 tahun itu melelehkan air mata ketika ditanya wartawan apakah dirinya membayar untuk bisa menghadirkan semua fasilitas mewah itu di penjara. Tak ada sepatah kata pun yang dilontarkannya.
Ayin bersama 4 napi lainnya dikumpulkan agar wartawan bebas bertanya tentang ruangan sel yang diistimewakan itu. Saat ditanya, Ayin pun tak menjawab, namun menangis.
“Bu Ayin, kenapa ruangan Ibu bisa mewah? Ibu membayar ya?” tanya wartawan yang disambut Ayin dengan lelehan air mata sambil menutupi mukanya.

5 Napi yang dikumpulkan selain Ayin adalah Aling (kasus narkoba), Darmawati Dareho (kasus korupsi), Ines Wulandari (kasus korupsi), Eri (kasus korupsi).
Mantan narapidana Anton Medan mengatakan, pemberian fasilitas tambahan dan berlebih bagi napi seperti Artalyta Suryani karena mempunyai kedekatan dengan pejabat. “Yang perlu kita pertanyakan kenapa mereka bisa mendapat fasilitas seperti itu,” katanya, kemarin.
“Dia punya link, koruptor tak ada yang tak kenal pejabat,” imbuh pendiri Pondok Pesantren At Taibin, Cibinong, Jawa Barat.

Sehingga, kata dia, para petugas lapas posisinya menjadi semakin sulit ketika sang napi dibantu pejabat yang jabatnnya lebih tinggi. “Tidak tertutup kemungkinan pejabat itu telpon, dirjen tidak bisa berbuat apa-apa,” ujarnya.
Bagi dia, pemberian fasilitas seperti itu merupakan kejadian biasa dan bukan hal baru yang terjadi di semua lembaga pemasyarakatan (lapas) di Indonesia. “Hal seperti itu bukan hal baru, dulu lebih parah lagi,” kata Anton.

Mantan Jamintel Kejagung, Mayjen (Purn) Syamsu Djalal tidak terkejut mengetahui kemewahan kamar Ayin di penjara. “Itu bukti Ayin masih dapat mengatur petinggi hukum apalagi sekedar sipir penjara,” katanya, kemarin.
Syamsu yang kini menjadi pengacara selepas pensiun, sempat merasakan ’kehebatan’ Ayin meski dipenjara. Yakni saat ia menjadi kuasa hukum PT Harangganjang. Perusahaan tersebut merupakan pemilik tanah kosong seluas 5.100 m2 di seberang Ratu Plaza, tepatnya di kavling 63 Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.

Menurut Syamsu, tanah tersebut menjadi milik PT Harangganjang berdasar PK No 6 PK/Pid/1998 dan PK No 169 PK/Pdt/2008.
“Tetapi Ayin lewat PT GMN berhasil memutar fakta sehingga mampu merebut tanah itu. PT GMN itu anak perusahaan Gajah Tunggal milik Syamsul Nursalim. Padahal ia masih di penjara,” imbuhnya.
Modusnya, ucap Syamsu, Ayin membuat terobosan hukum. Ia mengajukan sejumlah upaya hukum hingga Pemprov DKI Jakarta menerbitkan SIPT dan HGB kepada PT GMN di atas lahan serupa.
“Terbukti seorang mafia bisa mengatur segala sesuatu di balik jeruji besi. Termasuk dugaan mengatur putusan MA juga. Itu baru satu kasus, masih banyak yang lain,” kisahnya. (bbs/net/jpnn)

Meski Dibantah, Satgas Yakin ada Penyuapan di LP

Informasi adanya suap terkait pemberian sel mewah di Lembaga Pemasyarakatan (LP) memang selalu dibantah baik oleh napi maupun petugas. Namun, Satgas Pemberantasan Mafia Hukum mempunyai informasi kuat tentang hal itu.

Dalam waktu dekat, seluruh informasi dan data yang diperoleh satgas akan dilaporkan pada Presiden SBY dan Menkum HAM Patrialis Akbar.
"Walaupun kita nanya secara tertutup, mereka tetap tidak ngaku. Tapi kita tidak percaya. Dari sumber lain yang sangat kuat, dugaan itu (suap) ada," kata anggota Satgas Pemberantasan Mafia Hukum, Yunus Husein, saat dihubungi lewat telepon, Selasa (12/1/2010).

Menurut Yunus, sumber lain itu mengatakan adanya praktik pemberian uang secara rutin bulanan kepada petugas LP. Pemberian tersebut dinamakan layaknya program Presiden bernama Bantuan Langsung Tunai (BLT).

"Setorannya kita duga setiap bulan," lanjutnya.
Namun, Yunus enggan merinci lebih jauh soal jumlah setoran dan para pejabat yang menerima uang tersebut. Penyelidikan lebih jauh ia serahkan pada lembaga penegak hukum.
Sebagai ketua Pusat Penelusuran Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Yunus juga berjanji akan membantu para penegak hukum yang ingin menyelidiki dugaan suap tersebut. Jika ada permintaan, rekening para pejabat LP akan telusuri.

"Hingga saat ini belum ada. Tapi kalau ada, kita akan bantu," tutupnya.

Sumber : detikcom - Selasa, 12 Januari

Wakil Ketua MPR: Semua Napi Harus Diperlakukan Seperti Ayin

Wakil Ketua MPR: Semua Napi Harus Diperlakukan Seperti Ayin
Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saifuddin menyindir pengelola lapas tempat Artalita Suryani (Ayin) ditahan. Jika Ayin diberi fasilitas, seharusnya semua napi diberi fasilitas serupa.

"Saya amat setuju dengan Dirjen Lapas Untung Sugiyono yang menyatakan bahwa fasilitas pribadi yang diterima terpidana Ayin adalah wajar karena tidak merugikan orang lain," sindir Lukman melalui pesan singkat kepada detikcom, Selasa (12/1/2010).
Jika fasilitas untuk Ayin dianggap wajar, Lukman meneruskan, maka tak ada salahnya jika semua Lapas diberi pelayanan serupa. Tentu napi menjadi betah di tahanan.

"Dengan begitu, setiap tahanan/terpidana di seluruh Indonesia harus juga menerima fasilitas AC, kulkas, TV, dan lain lain, sebagaimana yang diterima Ayin, sebab tak boleh ada diskriminasi antar mereka," tutupnya.

Info :detikcom - Selasa, 12 Januari 10

Harian Sumut Pos

Poskota